GERAKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT PANTAI (GERBANG MAPAN) BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT OF THE COASTAL SOCIETY)
LOKASI DESA KETAPANG KECAMATAN MAUK
KABUPATEN TANGERANG
Pembangunan pesisir yang dilaksanakan di desa Ketapang Kabupaten Tangerang, merupakan rangkaian Program Unggulan Kabupaten Tangerang “Gerakan Pembangunan Masyarakat Pantai (GERBANG MAPAN)”. Program ini dicanangkan oleh Bupati Tangerang, Bapak Ahmed Zaki Iskandar selama 2 periode kepemimpinannya sejak tahun 2013 sampai dengan 2023. Ada tiga aspek yang menjadi prioritas yaitu aspek daya dukung lingkungan, pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi. Konsep ini mengadopsi alur berpikir pengelolaan pesisir secara terpadu atau lebih dikenal dengan isitilah “integrated coastal management (ICM)”.
Gebrakan pembangunan di pesisir desa Ketapang, menjadi sorotan massa karena menampilkan sudut-sudut bernuansa kekinian. Dengan tidak meninggalkan konsep pembangunan pesisir terpadu, disuguhkan ruang-ruang publik yang dapat menjadi ajang swafoto. Sehingga ini menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk berwisata.
Tentu saja, pembangunan yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan kerjasama dengan seluruh instansi, baik BUMN maupun swasta harus ada upaya pemeliharaan secara keberlanjutan. Sehingga manfaat yang diperoleh tidak hanya bersifat temporer.
Ada satu hal penting yang sering diabaikan dalam sebuah pembangunan tetapi fatal dampaknya, yaitu pembangunan sumber daya manusia. Aspek ini masih menjadi sebuah kerancuan dan dilema bagi Pemerintah. Karena, indikator yang digunakan untuk menentukan keberhasilan terkait pembangunan manusia ini, lebih mengarah kepada hal yang bersifat fisik. Misalkan : target capaian indikator keberhasilan dari kegiatan Peningkatan Kebersihan Lingkungan adalah Banyaknya jumlah tukang sapu yang diberikan pelatihan, Banyaknya tempat sampah atau gerobak sampah yang disediakan. Indikator-indikator tersebut lebih bersifat temporer/sementara. Sehingga menjadi sebuah kerancuan apabila penetapan indikator pembangunan manusia hanya dititik beratkan pada indikator fisik, seperti di atas. Sedangkan diabaikan indikator yang bersifat non fisik, yaitu perubahan budaya atau cara berpikir dan tingkah laku manusia dari pola hidup yang tidak sesuai menjadi apa yang diharapkan. Sebagai contoh, tempat wisata desa Ketapang harus bersih dari sampah. Hal ini tidak mungkin akan terwujud apabila seluruh masyarakat, baik penghuni maupun pengunjung, secara sadar menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah dan kotoran semaunya. Peningkatan Kebersihan Lingkungan tidak akan efektif dan efisien apabila tidak dibarengi dengan peningkatan budaya hidup bersih.
Sedangkan menjadi dilema bagi pemerintah, karena penentuan indikator keberhasilan dari peningkatan budaya hidup bersih manusia diukur secara kuantitas bukan kualitas. Apalagi adanya kekakuan bahwa indikator yang baik adalah yang bersifat spesific, measureable, achievable, realistic, timebound (SMART). Sehingga kegiatan pembangunan manusia menjadi dilema dan dihindari pelaksanaannya di lapangan. Ditambah lagi kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa sosialisasi, penyuluhan dianggap sebagai kegiatan yang rentan terjadi penyelewengan dan pemborosan keuangan negara. Di sisi lain, membangun budaya masyarakat perlu dilakukan secara rutin dan terus menerus, pembiasaan sejak dini dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga menjadi kebiasaan yang melekat di masyarakat.
Sehingga ke depan, Pemerintah Daerah, stakeholder dan masyarakat perlu bergandengan tangan, berkolaborasi, melakukan pendekatan-pendekatan yang lebih efektif. Baik dari sisi perbaikan aturan dan implementasinya, peningkatan sarana/prasarana serta kegiatan edukasi yang menumbuhkan kesadaran masyarakat. Kerjasama dan koordinasi lintas organisasi perangkat daerah harus lebih diperkuat dengan mengesampingkan ego masing-masing pihak. Di sinilah peran badan perencana pembangunan yang ditunjuk sebagai koordinator dari seluruh pihak yang akan bekerja secara sistematis dan bersinergi.
#bupati tangerang
#perencanaan daerah
#dinas perikanan
#indikator kinerja
#pemberdayaan masyarakat